Umat Buddha Gelar Prosesi Pengambilan Api
By Admin
nusakini.com-- Umat Buddha menggelar proses pengambilan api alam yang bersumber dari api abadi di Daerah Mrapen. Prosesi ini menjadi salah satu bagian penting dari perayaan Waisak, di samping ritual pengambilan air dan kegiatan bakti sosial.
Acara pengambilan api alam ini diikuti umat dari Majelis Agama Buddha, yaitu: Majelis Madatantri, Majelis Martrisia, Majelis Mapabumi dan Mapaputih. Tampak hadir juga Ketua DPD Walubi Provinsi Jawa Tengah David Hermanjaya dan Bupati Sri Sumarni.
Pgs Direktur Urusan Agama dan Pendidikan Agama Budha Paniran mengatakan proses pengambilan api memberi makna tentang pentingnya memberi penerangan yang oleh Sang Buddha digambarkan sebagai dharma. Menurut Paniran, manusia memiliki tiga sifat, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Akan hal ini, sang Buddha memberikan ajaran tentang pentingnya kesederhanaan.
“Kembangkanlah dirimu yakni dengan memiliki cinta kasih ke semua mahluk, memiliki welas asih, memilikilah empati. Kalau diri ini mampu mengembangkan tiga hal itu, pasti manusia akan memiliki kebijakan yang bisa membedakan baik dan buruk,” terang Paniran, Jumat (20/05).
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPD Walubi Provinsi Jawa Tengah David Hermanjaya mengatakan, bahwa proses pengambilan api alam menjadi rangkaian penting dalam perayaan Waisak. Menurutnya, api merupakan salah satu elemen penting penunjang kehidupan selain air dan udara. Api mempunyai sifat antara lain bisa membakar dan menerangi . Dengan pengambilan api, umat Buddha diharapkan dapat membakar bathin yang lesu, dan sebaliknya membangkitkan semangat hidup yang benar sesuai ajaran sang buddha.
“Membakar untuk memurnikan hidup kita. Emas yang murni dan berharga lahir dari pemurnian dalam api. Emas murni harus berada didalam api cukup lama sampai kotoran dan ketidakmurnian yang terkandung di dalamnya bisa terbakar atau terkikis habis,” ujarnya.
Perayaan Waisak dalam rangka memperingati Tri Suci Waisak, yaitu: pertama, lahirnya Pangeran Sidharta, kedua Pangeran Sidharta mencapai penerangan sempurna, dan ketiga Sang Buddha mencapai paritinitana. Rangkaian Tri Suci Waisak ini diawali dengan kegiatan bakti sosial, pengambilan api di Mrapen, pengambilan air di Jumprit, dan puncak Waisak dilaksanakan di Candi Borobudur pada Sabtu (21/05). (p/ab)